Laskar Pelangi, Bangka Belitung
Laskar Pelangi adalah novel pertama karya Andrea Hirata yang
diterbitkan oleh Bentang Pustaka pada tahun 2005. Novel ini bercerita tentang
kehidupan 10 anak dari keluarga miskin yang bersekolah (SD dan SMP) di sebuah
sekolah Muhammadiyah di Belitung yang penuh dengan keterbatasan. Mereka adalah:
1.kal aka Andrea Hirata
2.Lintang; Lintang Samudra Basara bin Syahbani Maulana Basara
3.Sahara; N.A. Sahara Aulia Fadillah binti K.A. Muslim
Ramdhani Fadillah
4.Mahar; Mahar Ahlan bin Jumadi Ahlan bin Zubair bin Awam
5.A Kiong (Chau Chin Kiong); Muhammad Jundullah Gufron Nur
Zaman
6.Syahdan; Syahdan Noor Aziz bin Syahari Noor Aziz
7.Kucai; Mukharam Kucai Khairani
8.Borek aka Samson
9.Trapani; Trapani Ihsan Jamari bin Zainuddin Ilham Jamari
10.Harun; Harun Ardhli Ramadan bin Syamsul Hazana Ramadan
2.Lintang; Lintang Samudra Basara bin Syahbani Maulana Basara
3.Sahara; N.A. Sahara Aulia Fadillah binti K.A. Muslim Ramdhani Fadillah
4.Mahar; Mahar Ahlan bin Jumadi Ahlan bin Zubair bin Awam
5.A Kiong (Chau Chin Kiong); Muhammad Jundullah Gufron Nur Zaman
6.Syahdan; Syahdan Noor Aziz bin Syahari Noor Aziz
7.Kucai; Mukharam Kucai Khairani
8.Borek aka Samson
9.Trapani; Trapani Ihsan Jamari bin Zainuddin Ilham Jamari
10.Harun; Harun Ardhli Ramadan bin Syamsul Hazana Ramadan
Mereka bersekolah dan belajar pada kelas yang sama dari
kelas 1 SD sampai kelas 3 SMP, dan menyebut diri mereka sebagai Laskar Pelangi.
Pada bagian-bagian akhir cerita, anggota Laskar Pelangi bertambah satu anak
perempuan yang bernama Flo, seorang murid pindahan. Keterbatasan yang ada bukan
membuat mereka putus asa, tetapi malah membuat mereka terpacu untuk dapat
melakukan sesuatu yang lebih baik.
Laskar Pelangi merupakan buku pertama dari Tetralogi Laskar
Pelangi. Buku berikutnya adalah Sang Pemimpi, Edensor dan Maryamah Karpov. Buku
ini tercatat sebagai buku sastra Indonesia terlaris sepanjang sejarah.
Cerita terjadi di desa Gantung, Belitung Timur. Dimulai
ketika sekolah Muhammadiyah terancam akan dibubarkan oleh Depdikbud Sumsel
jikalau tidak mencapai siswa baru sejumlah 10 anak. Ketika itu baru 9 anak yang
menghadiri upacara pembukaan, akan tetapi tepat ketika Pak Harfan, sang kepala
sekolah, hendak berpidato menutup sekolah, Harun dan ibunya datang untuk
mendaftarkan diri di sekolah kecil itu.
Dari sanalah dimulai cerita mereka. Mulai dari penempatan
tempat duduk, pertemuan mereka dengan Pak Harfan, perkenalan mereka yang luar
biasa di mana A Kiong yang malah cengar-cengir ketika ditanyakan namanya oleh
guru mereka, Bu Mus. Kejadian bodoh yang dilakukan oleh Borek, pemilihan ketua
kelas yang diprotes keras oleh Kucai, kejadian ditemukannya bakat luar biasa
Mahar, pengalaman cinta pertama Ikal, sampai pertaruhan nyawa Lintang yang
mengayuh sepeda 80 km pulang pergi dari rumahnya ke sekolah.
Mereka, Laskar Pelangi - nama yang diberikan Bu Muslimah
akan kesenangan mereka terhadap pelangi - pun sempat mengharumkan nama sekolah
dengan berbagai cara. Misalnya pembalasan dendam Mahar yang selalu dipojokkan
kawan-kawannya karena kesenangannya pada okultisme yang membuahkan kemenangan
manis pada karnaval 17 Agustus, dan kejeniusan luar biasa Lintang yang
menantang dan mengalahkan Drs. Zulfikar, guru sekolah kaya PN yang berijazah
dan terkenal, dan memenangkan lomba cerdas cermat. Laskar Pelangi mengarungi
hari-hari menyenangkan, tertawa dan menangis bersama. Kisah sepuluh kawanan ini
berakhir dengan kematian ayah Lintang yang memaksa Einstein cilik itu putus
sekolah dengan sangat mengharukan, dan dilanjutkan dengan kejadian 12 tahun
kemudian di mana Ikal yang berjuang di luar pulau Belitong kembali ke kampungnya.
Kisah indah ini diringkas dengan kocak dan mengharukan oleh Andrea Hirata, kita
bahkan bisa merasakan semangat masa kecil anggota sepuluh Laskar Pelangi ini.